https://tempatwisataseru.com/tempat-wisata-di-aceh/ https://travel.idntimes.com/destination/reza-iqbal/museum-bencana-tsunami/full
Menurut Wikipedia Museum Tsunami Aceh (bahasa Inggris: Aceh Tsunami Museum) adalah sebuah museum di Banda Aceh yang dirancang sebagai monumen simbolis untuk bencana gempa bumi dan tsunami Samudra Hindia 2004 sekaligus pusat pendidikan dan tempat perlindungan darurat andai tsunami terjadi lagi.
Museum Tsunami Aceh dirancang oleh arsitek asal Bandung, Jawa Barat, Ridwan Kamil. Museum ini merupakan sebuah struktur empat lantai dengan luas 2.500 m² yang dinding lengkungnya ditutupi relief geometris. Di dalamnya, pengunjung masuk melalui lorong sempit dan gelap di antara dua dinding air yang tinggi — untuk menciptakan kembali suasana dan kepanikan saat tsunami. Dinding museum dihiasi gambar orang-orang menari Saman, sebuah makna simbolis terhadap kekuatan, disiplin, dan kepercayaan religius suku Aceh. Dari atas, atapnya membentuk gelombang laut. Lantai dasarnya dirancang mirip rumah panggung tradisional Aceh yang selamat dari terjangan tsunami.
Bangunan ini memperingati para korban, yang namanya dicantumkan di dinding salah satu ruang terdalam museum, dan warga masyarakat yang selamat dari bencana ini. Selain perannya sebagai tugu peringatan bagi korban tewas, museum ini juga berguna sebagai tempat perlindungan dari bencana semacam ini pada masa depan, termasuk "bukit pengungsian" bagi pengunjung jika tsunami terjadi lagi.
Museum ini merupakan sebuah struktur empat lantai dengan luas 2.500 meter persegi yang dinding lengkungnya yang ditutupi relief geometris. Dinding museum dihiasi gambar orang-orang menari Saman, sebuah makna simbolis terhadap kekuatan, disiplin, dan kepercayaan religius suku Aceh. Dari atas, atapnya membentuk gelombang laut. Lantai dasarnya dirancang mirip rumah panggung tradisional Aceh yang selamat dari terjangan tsunami. Museum Tsunami Aceh memiliki 55 koleksi, terdiri dari 7 unit maket, 22 unit alat peraga, dan 26 unit foto ataupun lukisan yang menggambarkan keadaan tsunami di Aceh.
Pengunjung akan masuk melalui lorong sempit dan gelap sepanjang 30 meter. Terdapat air mengalir di kedua sisi dinding museum setinggi 22 meter. Hal ini bisa membawa pengunjung merasakan suasana kepanikan saat tsunami. Setelah itu, pengunjung memasuki Ruang Kenangan yang menampilkan gambar dan foto para korban bencana tsunami. Ruangan ini memiliki 26 monitor dengan 40 gambar yang ditampilkan dalam bentuk slide.
Melalui Ruang Kenangan, pengunjung akan memasuki Ruang Sumur Doa. Ruangan ini memiliki kurang lebih 2.000 nama-nama koban tsunami yang tertera di setiap dindingnya. Ruangan ini difilosofikan sebagai kuburan massal tsunami. Pengunjung yang memasuki ruangan ini dianjurkan untuk mendoakan para korban menurut agama dan kepercayaan masing-masing.
Selanjutnya, pengunjung akan melewati Lorong Cerobong menuju Jembatan Harapan. Lorong ini didesain dengan lantai yang bekelok dan tidak rata. Secara filosofi, berarti kebingungan dan keputusasaan masyarakat Aceh saat dihantam tsunami pada 2004 silam. Terakhir, pengunjung dapat melihat 54 bendera dari 54 negara yang ikut membantu Aceh pasca tsunami di Jembatan Harapan ini. Setiap bendera bertuliskan kata damai dengan bahasa masing-masing negara sebagai refleksi perdamaian Aceh.
Siapa pun boleh masuk ke museum Tsunami Aceh secara gratis dari pukul 09.00 hingga 17.00. Jadi, jangan sampai kamu lewatkan museum ini saat menikmati masa liburan di Aceh.
Berikut ini adalah beberapa ruangan yang akan dilalui ketika berada di Museum Tsunami Aceh :
Lorong tsunami. Fasilitas pertama yang bisa anda lihat adalah lorong tsunami dimana di lorong tersebut anda bisa mendengar suara gemuruh air dan kucuran air yang mengingatkan tentang datangnya tsunami kala itu. Cahaya di lorong museum tsunami remang dan juga gelap, lorong itu juga sembab. Lorong itu disebut dengan space of fear yang menggambarkan ketakutan dari masyarakat Aceh ketika tsunami datang.
Ruang kenangan. Ruangan yang kedua adalah ruangan kenangan yang penuh dengan memori, disini ada 26 monitor yang menjadi lambang bahwa kejadian tsunami itu terjadi pada tanggal 26 Desember 2004. Setiap monitor akan menampilkan foto dan gambar orang yang menjadi korban dari tsunami. Tampilan dan gambar tersebut akan disajikan di dalam monitor dalam bentuk slide.
Sumur doa. Anda juga bisa melihat sumur doa yang memiliki bentuk silinder dan cahayanya remang. Tinggi dari ruangan itu 30 meter dan ada 2 ribu lebih nama yang menjadi korban dari bencana tsunami. Nama itu tertulis dan tertera dalam setiap dinding sumur doa tersebut. Filosofi dari ruang ini adalah kuburan masal yang ada setelah tsunami. Pengunjung yang masuk ke ruangan ini dianjurkan untuk berdoa sesuai dengan agama yang dianutnya.
Lorong cerobong. Setelah melihat-lihat sumur doa, kita bisa melihat lorong cerobong yang didesain dengan lantai yang berkelok-kelok dan lantai yang tidak rata. Arti dari desain ini adalah menggambarkan ketakutan, kebingungan dan keputus asaan yang dialami oleh masyarakat Aceh setelah tsunami melanda. Masyarakat banyak yang bingung dengan arah yang akan diambilnya, kebingungan ketika mencari beberapa sanak saudara yang hilang, kebingungan karena kehilangan berbagai macam harta benda yang dimilikinya. Ruangan ini juga didominasi oleh lorong gelap yang nantinya akan membawa pengunjung menuju ke cahaya alami yang memiliki filosofi berupa harapan dalam kehidupannya.
Jembatan harapan. Nah, setelah melewati semua itu, ada sebuah ruangan yang dinamai jembatan harapan. Disini anda bisa melihat tegaknya 54 bendera dari 54 negara yang ikut bersosialisasi dalam membantu masyarakat Aceh yang terkena tsunami. Di beberapa bendera yang ada di sana bertuliskan dengan kata “Damai” dimana ditulis berdasarkan dengan bahasa negara masing-masing. Kata damai itu merupakan refleksi dari perdamaian dari Aceh dari berbagai macam peperangan dan konflik yang terjadi sebelum tsunami menerjang. Adanya bencana gempa dan juga tsunami yang terjadi di Aceh dunia bisa melihat secara langsung bagaimana kondisi Aceh saat itu dan negara itu membantu mewujudkan perdamaian yang ada di Aceh. Mereka juga turut serta dalam membangun kembali kota Aceh setelah bencana tsunami terjadi.
Bagaimana? Anda tertarik untuk menyambangi museum tsunami ini? Museum tsunami ini harus masuk dalam daftar tempat wisata di Aceh yang akan dikunjungi saat liburan kesini.








No comments:
Post a Comment